4
Pilar Penguat
Partai
Da'wah
Musyaffa Ahmad Rahim
Ada empat hal penting untuk menguat-kan partai dakwah ini dalam bergerak:
Pertama adalah Istiqomatul ma’nawiyah (mentalitas yang istiqomah)
Berdakwah
adalah mengajak manusia ke jalan Allah swt., karenanya berbekal dengan amaliyah
yang mendekatkan da’i (kader) kepada Allah adalah keniscayaan.
Keberhasilan dakwah tidak bisa lepas dari pertolongan Allah swt. karena sesung-guhnya
posisi da’i adalah mengajak sedangkan buah dakwah adalah fadhilatu-minallah.
Oleh karenanya ketulusan dan penjagaan waajibatul yaumiyah (tilawah, ma’tsurat
kubro, qiyamullail, shoum sunnah, jamaah) kader harus menjadi prioritas untuk
dipantau dan dievaluasi.
Jangan
lupa bahwa kekuatan pertolongan Allah Swt itulah jauh lebih besar dan haq untuk
menentukan kemenangan yang kita harapakan, yang terkadang mengalahkan logika
manusia. Aset nomor satu kekuatan kita adalah karena kedekatan kita kepada
Allah Swt, sehigga kita layak mendapat pertolongan Allah.
Kedua, Nudzluujul fikrah (kematangan pemikiran)
Banyak permasalahan itu muncul karena pemikiran yang tidak matang, seringkali kita melihat permasalahan tidak secara utuh sehingga kita secara spontan memvonis sesuatu itu benar atau salah. Terkadang ada isu yang menyudutkan PKS, jika kita terima begitu saja tanpa adanya klarifikasi lebih dalam sebelum mempercayai isu itu maka kita bisa jadi jika pemikiran kita tidak matang maka kita akan langsung menerima mentah-mentah. Kearifan dalam mensikapi permasalahan merupakan bagi-an dari kematangan berfikir. Sarana kaderisasi merupakan bagian terpenting mem-bangun kematangan berfikir, didukung dengan tarbiyah dzatiyah dengan referensi yang recom-mended. Oleh karenanya kader harus rajin menghadiri acara kaderisasi mulai yang bersifat pekanan sampai temporer. Sehingga delapan metodologi berfikir dan tahapan dalam beramal terinternalisasi dalam dirinya.
Kembangkan karakter tabayyun ketika menjumpai berita atau informasi yang bersifat destruk-tif. Jika belum ada penjelasan bersabar, husnudhon, dan jaga komitmen.
Ketiga, Mataanatush shaff (soliditas kader)
Mataanatush
shaff (soliditas kader), merupakan sinerginya tiga komponen: kader yang jujur,
struktur yang ikhlas, dan komitmen yang terjaga. Ikatan ukhuwah yang terjalin
perlu senantiasa di segarkan. Rukun-rukunnya di penuhi. Benalu-benalunya
dicabut diminimalisir. Kembangkan budaya khusnu-dhan, kader itu wataknya baik.
Kalau ada yang tidak baik itu watuknya yang perlu untuk diobati.
Wujud kesolidan kader jika terbangun ukhuwah dengan baik,
jangan sampai ada “hajat” yang kurang baik antar kader, sehingga memunculkan
sifat saling mencurigai, merasa dirugikan, merasa paling benar, dll. Ini sangat
kita hindari, maka ukhuwah yang terbangun dengan baik itulah kunci untuk menghindari
permasalahan tersebut.
Yang keempat, Hayawiyatul Harakah (pergerakan
yang dinamis)
Indikator
hidup adalah bergerak. Kader harus hidup, kader harus bergerak. Gerakan
menimbulkan energi, jika ada nuansa panas berarti ada gerakan. Ketika ada
friksi, maka tiga hal pertama akan menjadi hal yang menjadikan kader arif
mensikapinya.
Kader itu pergerakannya harus besar,
tidak hanya saling mengandalkan kader yang lain saja untuk berkontribusi, namun
sebisa mungkin selalu saling menguatkan diantara posisi dan peran yang dimiliki
masing-masing kader, sehingga bisa saling mendukung untuk mencapai
cita-cita yang diharapkan.
Karena setiap kader senantiasa berdoa waj’alnaa lilmuttaqiina
imaamaa maka sifat kader adalah inisiator bukan menunggu. Teruslah bergerak
hingga Allah mendatangkan janji-Nya. Bangun kebersamaan agar gerakan menjadi
berkah. Semua kader penting dan gerakan semua kader penting, bergeraklah !
Baarakumullah.
Griya Permata Cisoka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar