Bergairah
Menjadi Aktivis Tarbiyah
الْحَمْدُ
لِلهِ وَكَفَى، وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلىَ رَسُولِهِ الْـمُصْطَفَى، وَعَلىَ
آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنِ اهْتَدَى، أَمَّا بَعْدُ
Segala puji hanya bagi Allah, dan
cukup Dia. Salawat dan salam tercurah untuk seorang utusan-Nya yang terpilih,
keluarganya, sahabatnya, dan setiap orang yang menempuh jalan hidayah. Amma
ba’du ….
Tak
terbayangkan, betapa duka Baginda nan mulia, Nabi Muhammad saw.
saat mengetahui 100 juta lebih bangsa Arab menderita wabah tak bisa baca tulis
Alquran. Pun betapa baginda Nabi terluka saat 62% umatnya di seluruh dunia, tak
lagi suka membaca.
Karena
semua itu, tak aneh bila banyak wanita yang bangga mengumbar aurat dari dada
hingga paha. Lantas mereka caci-maki wanita yang berjilbab rapi. Tak perlu aneh
bila masyarakat mencela pria yang memuliakan lebih dari satu wanita yang
menjadi istrinya, tapi menganggap keren pria yang hobi gonta-ganti wanita yang
bukan istrinya.
Realitas
yang memerlukan aksi nyata untuk merubahnya. Tidak sekedar retorika atau
ceramah di toa-toa. Tak ada cara lain untuk mengubahnya, kecuali dengan
gerakan tarbiyah. Membina jiwa-jiwa Muslim agar kembali mencintai
agamanya.
Di titik
ini, aktif dalam gerakan tarbiyah tidak bisa hanya sekadar gagah-gagahan. Pun
tak bisa alakadarnya. Sebab jika dibiarkan larut, umat Islam akan terus berada
dalam fakta berikut:
1.
Umat yang
membenci keimanan.
Suka atau
tidak suka, fakta berbicara realita. Umat Islam membenci iman yang telah diraih
turun temurun. Jangan salahkan mereka. Tapi salahkan diri kita. Sudah berapa
orang yang kita “sentuh” relung kalbunya, agar kembali menjadi mukmin full
charge dengan keimanannya.
Inti
tarbiyah adalah mengajak umat kembali beriman kepada Allah Ta’ala. Tidak lagi
membenci ajaran iman. Namun sekali lagi, kini umat Islam terombang-ambing dalam
Takhayul Bidah Khurafat, lalu kesesatan Syiah-Ahmadiyah, plus kesesatan agama penyembah patung dan
berhala. Gerakan kekufuran satu sama lain saling bahu membahu, mengalahkan
gerakan keimanan yang kini makin kelabu.
2.
Umat
Islam menghinakan syariatnya.
Bayangkan,
syariat halal-haram sudah tidak lagi menjadi acuan. Kebanyakan berpikir
kenyang, puas, suka, enak, nyaman. Di sisi lain, fatwa-fatwa ulama tidak
menyentuh esensi kehidupan mendasar yang menjadi problematika umat. Pun, banyak
para pejuang syariat hanya sekedar membakar api dalam sekam,
menyalah-nyalahkan, mengkafirkan, tanpa memberikan solusi nyata di dunia
realita.
Gerakan
tarbiyah harus mengambil peran solutif kosntruktif, bukan pembual yang pasif
destruktif. Mengambil alih semua lapangan kehidupan. Lalu menjadi suri teladan
bagi setiap perubahan, demi tercapainya dunia bersyariah tidak sekedar di
muktamar ratapan belaka. Gerakan tarbiyah harus memulai kembali menjadi leader
dalam penerapan syariat secara simultan dan universal.
3.
Umat
Islam didera futur tekad dan spirit jihad.
Apa
tindakan nyata saat umat Islam dijajah kemiskinan, kebodohan, perbudakan, dan
asset kekayaan diambil alih asing-aseng? Kebanyakan kita hanya meratapi
ketiadaan khilafah, tapi di sisi lain enggan menempuh jihad lisan, jihad
maqaal, jihad hal, jihad maal, jihad qital. Layakkah khilafah itu tegak dengan
meminta militer yang disebut kafir untuk membantu? Ataukah khalifah akan turun
dengan sendirinya di tempat persembunyiaanya? Andaikan begitu, Rasul tidak
perlu berhijrah, tidak perlu menaklukkan pasar Yahudi, tidak perlu memerangi
kaum Musyrik, tidak perlu mengusir Yahudi dari Madinah.
Futur
dalam tekad dan spirit jihad ini, harus menjadi fokus gerakan tarbiyah.
Sekaligus menjadi ujian sebenarnya. Sebab jika perjalanan yang ditempuh hanya
singkat dan menyenangkan, semua akan berebut masuk ke gerbong tarbiyah. Namun
pada faktanya, perjalanan tarbiyah itu panjang dan melelahkan. Jika hanya
sekedar capaian kursi dewan atau jabatan di eksekutif, pasti banyak yang mau
menjadi batu bata mencapainya. Namun gerakan tarbiyah mengajarkan lebih dari
itu semuanya, yaitu pengorbanan jiwa raga dan hart benda fii sabilillah.
Gerakan
tarbiyah di Mesir telah mencontohkan, andaikan hanya kehidupan nyaman yang
ingin dicapai, mereka tak perlu memenuhi penjara-penjar Fir’aun saat ini.
Mereka menolak setiap tawaran jabatan atau kenikmatan hidup, karena yang mereka
rindukan adalah kemuliaan: baik di saat hidup maupun kemuliaan di saat wafat.
Itulah sejatinya tarbiyah! Tarbiyah yang bergairan dan bergairah dalam
tarbiyah! Jika anda tanya bagaimana tarbiyah saya? Jawabannya: berjuang memberi
manfaat jika pun hanya berperan sebagai sampahnya tarbiyah!
Nandang Burhanudin LC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar