Cara
Berpikir Positif
Dari Abu
Hurairah Radhiyallahu Anhu beliau mengatakan : Rasulullah Shallallahu Alaihi wa
Sallam bersabda :
اَلْمُؤْمِنُ الْقَوِىُّ خَيْرٌ
وَأَحَبٌ إِلَى اللهِ مِنَ الْمُؤْمِنِ الضَعِيْفِ وَفِى كُلٍّ خَيْرٌ اُحْرِصْ
عَلَى مَا يَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ بِاللهِ وَلاَ تَعْجِزْ وَإِنْ أَصَابَكَ شَىْءٌ
فَلاَ تَقُلْ لَوْ أَنِّى فَعَلْتُ كَانَ كَذَا وَكَذَا. وَلَكِنْ قُلْ قَدَرُ
اللهِ وَمَا شَاءَ فَعَلَ فَإِنَّ لَوْ تَفْتَحُ عَمَلَ الشَّيْطَانِ
“Orang beriman yang kuat lebih
baik dan lebih dicintai oleh Allah dari- pada orang mu’min yang lemah. Dan
masing-masing punya kebaikan. Bersungguh-sungguhlah dalam segala hal yang
bermanfaat bagimu. Mintalah bantuan kepada Allah dan jangan merasa lemah
(pessimis) dan jika kamu mendapat satu musibah (kesulitan), jangan berkata :
“sekiranya saya melakukan ini, maka akan terjadi seperti ini “Tapi katakanlah :
“ Sesungguhnya Allah telah menentukan (keputusan-Nya) dan DIA melakukan apa
yang DIA kehendaki “. Oleh karena ucapan “sekiranya” itu membuka peluang kerja
bagi syetan “ Hadits
shahih diriwayatkan oleh Imam Muslim : 8/56
Beberapa
Pelajaran hadits :
·Agama
Islam sangat menekankan kekuatan ummatnya, dalam pengertian yang
seluas-luasnya. Untuk itulah sehingga kita diwajibkan memperkuat diri untuk
menghadapi musuh. Lihat Surah Anfal (8) Ayat: 60.
وَأَعِدُّوا لَهُمْ مَا اسْتَطَعْتُمْ مِنْ
قُوَّةٍ وَمِنْ رِبَاطِ الْخَيْلِ تُرْهِبُونَ بِهِ عَدُوَّ اللَّهِ وَعَدُوَّكُمْ
وَآخَرِينَ مِنْ دُونِهِمْ لَا تَعْلَمُونَهُمُ اللَّهُ يَعْلَمُهُمْ ۚ وَمَا تُنْفِقُوا مِنْ
شَيْءٍ فِي سَبِيلِ اللَّهِ يُوَفَّ إِلَيْكُمْ وَأَنْتُمْ لَا تُظْلَمُونَ
Dan siapkanlah untuk
menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang
ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh
Allah dan musuhmu dan orang orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya;
sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah
niscaya akan dibalasi dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya
(dirugikan).
·Rasulullah
Shallallahu Alaihi wa Sallam memerintahkan kita untuk senantiasa memikirkan,
mementingkan dan menger-jakan hal-hal yang bermanfaat saja. Jangan pikirkan
sesuatu yang tidak berguna.
Jangan pentingkan sesuatu yang tidak penting.
Jangan kerjakan sesuatu yang tidak mendatangkan manfaat. Ini adalah doktrin
cara berpikir positif (At-Tafkir Al-Ijabi/Positif Thingking). Lihat Surah
Al-Mu’minun (23) Ayat: 3.
وَالَّذِينَ هُمْ عَنِ اللَّغْوِ مُعْرِضُونَ
dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan
perkataan) yang tiada berguna,
·Rasulullah Shallallahu Alaihi wa
Sallam memerintahkan kita untuk bersungguh-sungguh dalam mengerjakan kebaikan.
Ini adalah perintah untuk membangun sifat rajin, agar kita tidak
terbiasa menunda-nunda pekerjaan yang bisa diselesaikan pada waktunya, dan agar
kita tidak membiarkan benih-benih kemalasan dalam diri kita tumbuh berkembang.
Sikap sungguh-sungguh dan serius dalam pekerjaan akan mewujudkan
profesio-nalisme dan produktifitas yang tinggi. Dan sesungguhnya penyebab utama
kelambanan pengembangan kepribadian kita, lebih disebabkan oleh karena sifat
malas yang kita sadari ataupun tidak kita sadari.
Solusinya ialah: Paksa Diri
(yang tidak membahayakan diri).
·Meminta Bantuan Allah
(Al-Isti’anah Billah) adalah kiat “oper bola” kepada Yang Maha Kuasa. Kiat ini
akan selalu menyelamatkan dari sikap putus asa dan kecemasan yang berlebihan.
Kekuatan do’a yang diyakini oleh seorang mu’min mujahid akan senantiasa
memberi harapan dan kekuatan batin yang luar biasa dalam menghadapi tantangan
apapun, sehingga ia terhindar dari perasaan-perasaan negatif, dan
pikiran-pikiran negatif ( Negatif Thingking ).
· Larangan untuk mengandai-andai
terhadap sesuatu yang telah berlalu, adalah penegasan yang kesekian kalinya
dalam satu hadits yang mulia ini terhadap pentingnya, bahkan wajibnya cara
berpikir positif !. Tinggalkan penyesalan yang mengundang cara berpikir yang
negatif.
Ketahuilah bahwa syetan senantiasa mencari peluang dan kesempatan untuk
mempengaruhi jiwa dan pikiran kita. Jangan beri peluang kepadanya untuk bekerja
dalam diri kita.
Semoga Hadits yang mulia ini senantiasa mengilhami kita untuk bertanya
pada diri sendiri: Bagaimana Seharusnya Saya Berpikir Positif Saat Ini ?.
Wa Shallallahu Wa Sallama ‘Ala Nabiyyina Muhammad.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar