Thabi’atul Islam
Islam Agama yang Murni
dan Sesuai dengan Fitrah
Agama Islam adalah agama yang sempurna. Pernyataan tentang
hal ini di proklamasikan langsung oleh Allah Ta’ala dengan
firman-Nya yang agung,
اَلْيَوْمَ أَكْمَلْتُ
لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ
الْإِسْلَامَ دِينًا
Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan
telah Ku-cukupkan kepadamu ni’mat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama
bagimu.” (Al-Maidah, 5: 3)
Kesempurnaan ajaran Islam ini tergambar dari thabi’ah (tabiat / karakter)
yang dimilikinya; bahwa Islam adalah dinul khalishi wal
fitri (agama yang murni dan sesuai dengan fitrah). Yang dimaksud agama
yang murni adalah: Islam itu bersih tidak tercampur dengan kesyirikan. Setiap
sesuatu dapat ternoda / terkotori oleh yang lain. Jika sesuatu itu bersih dan
terhindar dari kotoran, maka sesuatu itu dinamakan khalis (اَلْخَالِصُ). Sebagai contoh: susu yang bersih disebut لَبَنًا خَالِصًا (labanan
khalishan, lihat: An-Nahl ayat 66), karena terhidar dari kotoran dan darah
atau yang lainnya.
وَإِنَّ لَكُمْ فِي
الْأَنْعَامِ لَعِبْرَةً ۖ نُسْقِيكُمْ مِمَّا فِي بُطُونِهِ مِنْ بَيْنِ فَرْثٍ وَدَمٍ
لَبَنًا خَالِصًا سَائِغًا لِلشَّارِبِينَ
Dan sesungguhnya pada
binatang ternak itu benar-benar terdapat pelajaran bagi kamu. Kami memberimu
minum dari pada apa yang berada dalam perutnya (berupa) susu yang bersih antara
tahi dan darah, yang mudah ditelan bagi orang-orang yang meminumnya
Sedangkan yang dimaksud Islam agama yang sesuai dengan
fitrah adalah: ajaran Islam itu sesuai dan sejalan dengan sifat, watak dasar,
karakter, serta naluri manusia. Karena manusia memang dicipta-kan oleh
Allah Ta’ala di atas dasar fitrah Islam itu.
فَأَقِمْ وَجْهَكَ
لِلدِّينِ حَنِيفًا فِطْرَةَاللهِ الَّتِي فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا لَا
تَبْدِيلَ لِخَلْقِ اللهِ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ
لَا يَعْلَمُونَ
Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah;
(tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu.
Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi
kebanyakan manusia tidak mengetahui.” (Ar-Rum,
30: 30)
Di dalam hadits Nabi disebutkan bahwa setiap bayi dilahirkan
dalam keadaan fitrah Islam.
كُلُّ مَوْلُودٍ يُولَدُ
عَلَى الْفِطْرَةِ فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ أَوْ
يُمَجِّسَانِهِ
Setiap anak yang lahir, dia terlahir atas fithrah, maka
tergantung kedua orang tuanya yang menjadikan dia orang Yahudi, Nashrani, atau
Majusi…” (HR. Bukhari)
Oleh karena itu dinul Islam dapat membentuk manusia menjadi
pribadi yang mukhlishun hanifun (ikhlas dan lurus). Yakni mereka
yang selalu berupaya membersihkan / memurnikan jiwanya dari perbuatan
syirik (menye-kutukan Allah).
وَمَا أُمِرُوا إِلَّا
لِيَعْبُدُوا اللهَ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ وَيُقِيمُوا الصَّلَاةَ
وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ وَذَلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ
Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah
dengan memurnikan keta’atan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus,
dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian
itulah agama yang lurus.”(Al-Bayyinah, 98:
5)
Mereka inilah orang yang akan berbahagia di akhirat kelak,
sebagaimana dise-butkan dalam hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu
‘anhu, bahwa Rasulullah shallal-lahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَسْعَدُ النَّاسِ
بِشَفَاعَتِى يَوْمَ الْقِيَامَةِ مَنْ قَالَ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ ، خَالِصًا
مِنْ قَلْبِهِ أَوْ نَفْسِهِ
Orang yang berbahagia karena mendapat syafa’atku pada hari
kiamat nanti adalah orang yang mengucapkan laa ilaha illallah dengan ikhlas
dalam hatinya atau jiwanya.”(HR.
Bukhari No. 99).
Kemudian kesempurnaan ajaran Islam berikutnya
tergambar dari thabi’ah ( tabiat / karakter ) yang dimilikinya; bahwa
Islam adalah dinul qiyami wal minhaj (agama yang memiliki
nilai dan pedoman). Ajaran Islam bersumber dari ilmu Allah Ta’ala, sehingga
ia menjadi agama yang memiliki nilai yang tinggi serta pedoman yang paling
sempurna,
وَإِنَّهُ فِي أُمِّ
الْكِتَابِ لَدَيْنَا لَعَلِيٌّ حَكِيْمٌ
Dan sesungguhnya Al Qur’an itu dalam
induk Al Kitab (Lauh Mahfuzh) di sisi Kami, adalah benar-benar tinggi
(nilainya) dan amat banyak mengandung hikmah.” (Az-Zukhruf, 43: 4)
Dalam ayat ini Allah Ta’ala menerangkan
bahwa Al-Qur’an itu amat tinggi nilainya karena dia mengandung rahasia-rahasia
dan hikmah - hikmah yang menerang-kan kebahagiaan manusia, dan
petunjuk-petunjuk yang membawa mereka itu ke jalan yang benar. Dalam Tafsir
Ibnu Katsir disebutkan bahwa makna kata la’aliyyun di ayat
terse-but menurut Qatadah yakni: mempunyai kedu-dukan yang besar, kemu-liaan,
dan keutamaan. Sedangkan makna kata hakimun, yakni muhkam (dikukuhkan)
bebas dari kekeliruan dan penyim-pangan.
Maka syariat (aturan) Islam adalah
syariat yang bernilai tinggi. Untuk merealisasi-kannya, Islam telah menjelaskan
manhaj-nya.
لِكُلٍّ جَعَلْنَا
مِنْكُمْ شِرْعَةً وَمِنْهَاجًا
Untuk tiap-tiap umat diantara kamu,
Kami berikan aturan dan jalan yang terang.” (Al-Maidah,
5: 48)
Secara bahasa kata “manhaj” berasal
dari kata “nahaja” yang berati jalan yang terang (Al Jauhari,
Al-Shihah, 1/346 ). Bisa juga berarti jalan yang ditempuh seseorang.
Ibnu Abbas radhiyallahu
‘anhuma berkata,
وَاللهِ مَا مَاتَ
رَسُوْلُ اللهِ حَتَّى تَرَكَ السَّبِيْلَ نَهْجًا وَاضِحًا
Demi Allah, Rasulullah tidak
meninggal dunia, hingga meninggalkan jalan yang jelas” (HR Al-Darami :No. 83 )
Inilah tabiat dinul Islam,
keistimewaannya diban-ding agama-agama yang lain adalah kekokohan dan kejelasan
seluruh ajaran-nya. Semuanya merujuk kepada syariat dan manhaj yang telah
digariskan dalam kitab-Nya dan diaplikasikan melalui sun-nah Rasulullah shalallahu
‘alaihi wa sallam yang yang kemudian dilalui oleh para sahabat,
tabi’in dan pengikutnya sampai hari kiamat.
قُلْ هَذِهِ سَبِيلِي أَدْعُو
إِلَى اللهِ عَلَى بَصِيرَةٍ أَنَا وَمَنِ اتَّبَعَنِي وَسُبْحَانَ اللهِ وَمَا
أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ
Katakanlah: “Inilah jalan (agama)ku,
aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah
yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang
musyrik”. (Yusuf, 12: 108)
Maka ajaran Islam mem-bentuk umatnya
menjadi pribadi - pribadi yang qayyimun minhajiyyun (ber-kualitas dan
minhaji).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar