Kamis, Mei 03, 2018

(Kepada apa kami menyeru manusia)

Risalah
Ila Ayyi Syain Nad’un-Naas
(Kepada apa kami menyeru manusia)

Dakwah Ikhwan, Dakwah Islamiyah

Dakwah Ikhwan adalah dakwah Islamiyah murni; Dasar perjuangannya, inti dakwahnya, cara dan sarananya tidak lepas dari norma dan nilai-nilai Islam, karena Ikhwan yakin benar, bahwa Islam adalah agama yang menghantarkan umat manusia kepada kesejahteraan, ketenteraman dan kebahagiaan hidup.

Islamiyah Dakwah Ikhwah dapat dicermati dari beberapa indikasi sebagai berikut:

Ikhwan menjadikan Al Qur’an sebagai tolok ukur (indikator) dan sumber kejelasan langkah Da’wah Ikhwan yang meliputi metode dan sarana yang digunakan.

Ikhwan yakin seyakin-yakinnya, bahwa Allah adalah tempat bersandar, hanya Allah sebagai pelindung orang-orang beriman, Dia sebagai penolong orang-orang yang berbuat kebaikan, Pembela orang-orang tertindas, yang diperangi di negeri mereka sendiri bahkan diusir dari negeri mereka.

Keyakinan tersebut manakala tertancap pada diri setiap kita, niscaya akan mengangkat jiwa kita menuju ketinggian, meniupkan semangat kebangkitan bersama semua orang yang senantiasa berbuat dan berkarya di jalan Allah, untuk menghantarkan kita menjadi Robbani, dimana hubungan kita dengan Allah terus terpaut dan selalu kepada-Nya kita menisbatkan nasab.

Keyakinan tersebut juga akan melahirkan sikap optimis, bahwa keberhasilan dari Allah akan datang.  
Ikhwan memandang, bahwa kebangsaan kita adalah nasab universal. Dengan menisbatkan nasab (berafiliasi) kepada Allah, berarti matinya fanatisme kesukuan yang telah banyak mewariskan mala petaka. Dengan akidah seperti ini Ikhwan hidup dan rela mati karenanya.

Misi hidup setiap muslim sebagaimana dipersepsikan Ikhwan adalah mengabdikan diri hanya kepada Allah dengan sikap ruku, sujud, melakukan amal kebajikan terhadap sesama, bermujahadah secara ikhlas serta berjihad di jalan Allah swt secara sungguh-sungguh, dengan cara menyebarkan dakwah Islam kepada segenap umat manusia, jika mereka menolak dakwah dan bersikap tiran serta melakukan kezhaliman, maka pedanglah bagi mereka.

Apa di balik perintah Jihad? Allah telah memilih orang-orang mukmin untuk menjadi pemimpin (huwajtabaakum) bagi seluruh umat manusia, sebagai penjaga ajaran-Nya, khalifah di muka bumi dan sebagai pewaris dakwah para Rasul-Nya. Karena itu hendaknya mereka menjadi satu barisan, satu kekuatan dan menjadi pasukan pembebas yang akan menyelamatkan mereka ke jalan yang lurus.

Demikian beberapa indikasi penting yang memberikan makna, bahwa dakwah Ikhwan adalah dakwah Islamiyah, tujuan, langkah-langkah dan cara tidak menyimpang dari ajaran dan nilai-nilai Islam sebagaimana diturunkan Allah swt untuk umat manusia.

Karenanya, setiap kader Ikhwan, hendaknya senantiasa melakukan introspeksi diri agar langkah - langkah kehidupannya dan kerja - kerja dakwah sesuai dengan al - Islam, yang akan membawanya kepada keridhaan Allah swt.

Ikhwahfillah…

Sesungguhnya Al Qur’an adalah kitab yang lengkap. Allah telah mengumpulkan di dalamnya prinsip- prinsip keyakinan, dasar-dasar kemaslahatan sosial, kaidah umum tentang hukum-hukum duniawi. Di dalamnya terdapat perintah dan larangan. Apakah kaum muslimin telah mengamalkan yang ada di dalamnya.

Mereka meyakini yang telah Allah sebutkan sebagai keyakinan, memahami tujuan yang telah Allah jelaskan ?

Apakah mereka telah menerapkan aturan sosialnya yang dinamis dalam aktifitasnya?

Jika kajian kita menyimpulkan bahwa mereka seperti itu maka kita telah sampai ke tujuan utama, tapi jika terbukti bahwa mereka jauh dari Al Qur’an, mengabaikan ajarannya, dan perintahnya, maka tugas kita adalah kita kembali bersama orang-orang yang menyertai kita di jalan ini. 

Tujuan Dakwah Ikhwan

Tujuan Dakwah Ikhwan terangkum dalam firman Allah swt (QS. Al-Hajj: 77-78).

Sangat jelas tujuan Dakwah Ikhwan, yaitu membawa umat manusia ke jalan kebenaran, membimbing mereka ke jalan kebaikan, menerangi seluruh penjuru dunia dengan nur al-Islam.

Kemuliaan tujuan Dakwah ini akan semakin nampak dengan jelas ketika kita cermati tujuan hidup yang sebenarnya, yakni “Memberikan pengabdian total kepada Penguasa alam semesta yaitu Allah swt, dengan memberikan loyalitas kepada-Nya dan kepada ajaranNya secara konsisten, untuk menggapai Ridho Allah swt yang merupakan puncak kebahagiaan yang hakiki”.

Ikhwan berperan dan bertugas untuk membantu menghantarkan manusia ke pintu kebahagiaan dan kesejahteraan hidup tersebut.

Al Qur’an telah memetakan tujuan hidup manusia di antara mereka yang tujuan hidup hanya mencapai kesenangan duniawi semata, kerjanya hanya makan dan kesenangan lainnya.

Ada juga orang yang tujuan hidupnya hanya untuk berhias dan berdandan, mengumpulkan kekayaan yang akan hilang.

Ada pula yang tujuan hidupnya menyebarkan fitnah, tuduhan bohong, kejahatan dan membuat kerusakan, meskipun mereka seringkali mengaku sebagai “reformis”.
Inilah tujuan manusia dalam hidup yang Allah bersihkan dari kehidupan orang beriman, Allah jauhkan darinya, dan diberikan tugas yang lebih mulia. Allah berikan di setiap pundak orang beriman kewajiban yang lebih tinggi dan lebih wajib yaitu: menuntun manusia semua ke jalan yang benar, membimbing mereka kepada kebaikan, menerangi alam dengan matahari Islam

Realitanya, apakah kaum muslimin telah memahami makna tersebut dari Alquran sehingga jiwa dan ruh mereka naik ke langit ketinggian, terbebas dari perbudakan meterialisme, bersih dari syahwat dan ambisi dunia, mengarahkan wajah dengan lurus kepada Allah yang telah menciptakan langit dan bumi, menegakkan kalimat-Nya dan berjuang di jalan-Nya, menyebarkan agama dan membela syariat-Nya? Ataukah mereka justru telah menjadi tawanan syahwat dan budak keserakahan, di mana mereka hanya memikirkan makanan lezat, kendaraan megah, perhiasan mewah, tidur nyenyak, istri cantik, penampilan parlente dan gelaran-gelaran palsu?

Mereka sudah cukup senang dengan mimpi-mimpi . Dan teruji dengan keberuntungan . Mereka bilang menyelami laut perjuangan . Tapi mereka toh tak teruji

Sungguh benar ketika Rasulullah saw bersabda:
Celakalah hamba dinar (uang emas), celakalah hamba dirham (uang perak), celakalah hamba Khamisah dan Khamilah (selimut/sejenis pakaian dari wool/sutera). Jika ia diberi ia senang , tetapi jika tidak diberi ia marah” (HR. Bukhari)

Sehingga sangat jelas, bahwa tujuan dakwah Ikhwan adalah memimpin dunia dan membimbing manusia kepada ajaran Islam yang syamil, dimana manusia tidak mungkin menemukan kebahagiaan selain dari Islam.

Tujuan ini adalah tujuan yang dijelaskan di dalam Alquran, hadits Nabi saw dan sikap serta perilaku generasi awal Islam, yang telah menghantarkan peradaban Islam ke panggung kejayaan dalam sejarah peradaban dunia.

Beribadah kepada Allah, berjihad menegakkan agama dan meninggikan-Nya adalah misi kaum muslimin dalam kehidupan. Jika mereka melaksanakan dengan baik, niscaya akan memperoleh kemenangan.

Renungkan pula peringatan dari Rasulullah saw dalam haditsnya:
”Apabila engkau telah kikir dengan dirham dan dinar dan kamu berjual beli dengan ’inah (jual beli sistem riba), memegang ekor-ekor sapi, ridla (terlalu sibuk) dengan pertanian, dan meninggalkan jihad; niscaya Allah akan menimpakan kehinaan atas kalian. Dia tidak akan menghilangkannya dari kalian sampai kalian kembali kepada agama kalian  [1] [HR. Abu Dawud].

Bekal Perjuangan Menghadapi Masalah-Masalah Di Jalan Dakwah

Ada sebagian yang berputus harapan dalam perjuangan Dakwah Islam lantaran fenomena ketidakmampuan umat Islam dalam kekuatan material, seraya mengatakan: Bangsa-bangsa Timur tidak akan mampu bangkit dan berpacu dengan bangsa-bangsa Barat, karena mereka tidak memiliki kekuatan fisik yang memadai untuk perjuangan mereka, seperti dana, sarana tempur, prasarana dakwah dsb. Lain halnya dengan Barat yang memiliki sejumlah kekuatan fisik dengan perkembangan teknologi yang begitu sangat canggih”.

Kita tidak dapat menyalahkan asumsi seperti itu, namun sebenarnya mereka melupakan satu hal yang lebih penting, bahwa ada kekuatan yang terpenting dalam perjuangan Dakwah Islam, yaitu kekuatan spiritual; akhlak luhur, jiwa mulia, kebenaran akidah dan ideologi, pengetahuan tinggi, tekad sekuat baja, semangat pengorbanan, kesatuan fikrah, kesetiaan rasional dan loyalitas yang proporsional, semuanya modal utama dalam perjuangan.

Seyogianya orang-orang Timur menyadari, bahwa sesungguhnya Barat telah merampas haknya dan menghancurkan hidupnya. “Jika mereka menyadari akan haknya tersebut, kemudian berusaha merubah diri sendiri, membangun kekuatan spiritual yang dahsyat dan membina keluhuran budi pekerti, niscaya sarana-sarana kekuatan fisik itu dengan sendirinya akan datang kepada mereka dari berbagai arah. Sungguh terlalu banyak lembaran sejarah yang membuktikan akan hal itu”.

Ikhwan meyakini ini sepenuhnya. Keyakinan itulah yang mendorong mereka untuk terus mensucikan hati, menguatkan jiwa dan meluhurkan budi pekerti. Keyakinan itu pulalah yang mendorong mereka untuk terus berjuang menyebarkan dakwah, memahamkan umat manusia akan hakikat misi dan ideologi yang mereka seru, kemudian menyeru umat untuk turut membersihkan jiwa dan meluruskan kehidupan mereka.

Betapa luhur bekal perjuangan di jalan Dakwah ini.
Memang benar, sungguh luhur dan besar bekal dan kekuatan yang harus dimiliki Ikhwan; karena masalah-masalah yang dihadapinya pun demikian membutuhkan kekuatan spiritual –utamanya- dan kekuatan fisik. Taklid buta, kerusakan hukum, penyimpangan kehidupan sosial, sikap-sikap hedonis yang telah akrab dengan masyarakat, merajalelanya isme-isme dan pemikiran destruktif yang begitu kuat mencengkram negeri ini, amburadul pendidikan, hubungan silaturahmi yang kacau; adalah sebagian dari sekian permasalahan yang dihadapi dakwah.

Dalam perspektif sejarah, kebangunan semua bangsa di dunia selalu bermula dari kelemahan; sesuatu yang sering membuat orang percaya bahwa kemajuan yang mereka capai kemudian adalah sebentuk kemustahilan. Tapi di balik anggapan kemustahilan itu, sejarah sesungguhnya telah mengajarkan kepada kita bahwa kesabaran, keteguhan, kearifan dan ketenangan dalam melangkah, telah mengantarkan bangsa-bangsa lemah merangkak dari ketidakberdayaan menuju kejayaan.

Ikhwan fillah ……

Walau demikian hebatnya cobaan dan tantangan yang harus dihadapi, walau demikian berat beban perjuangan ini, walau demikian besar biaya persiapan bekal dakwah ini, walaupun demikian panjangnya jalan dakwah ini, namun semuanya tetap harus dijalankan, harus diyakini, bahwa tak ada jalan lain untuk membangun kejayaan umat dengan benar.

Seorang pekerja pertama kali harus bekerja menunaikan kewajibannya, baru kemudian boleh mengharap hasil kerjanya. Jika ia telah bekerja, berarti ia telah menunaikan kewajiban dan pasti kelak akan mendapat balasan dari Allah. Tak ada keraguan dalam hal ini, selagi syarat-syarat terpenuhi. Sedang masalah hasil, itu terserah kepada Allah swt. Boleh jadi peluang kemenangan itu datang tanpa terduga, sehingga ia memperoleh hasil yang sangat memuaskan dan penuh berkah. Sementara bila ia tidak bekerja, ia akan mendapat dosa karena tidak berbuat, ia juga akan kehilangan pahala jihad, dan tentu saja dia sama sekali tidak akan mendapatkan hasil di dunia.

Ikhwan Fillah…

Mari kita dengarkan bersama senandung ayat-ayat Alquran yang menggema pada segenap ufuk, yang memenuhi mayapada dan tujuh susun langit, yang membisikkan dalam diri setiap mukmin makna kebanggaan dan kemuliaan tertinggi..

Benar wahai Ikhwan, benar, itulah panggilan Allah pada kita semua. Maka kita menjawab panggilan-Nya: Ya Allah, segala puji, segala syukur yang tiada terbilang hanya untuk-Mu. Engkau dan hanya Engkaulah Pelindung orang-orang beriman, Penolong orang-orang yang berbuat kebaikan, Pembela orang-orang tertindas, yang diperangi dalam rumah-rumah mereka. Sungguh terhormatlah orang yang bersandar pada-Mu, dan niscaya menanglah orang yang berlindung di bawah perlindungan-Mu.

Karenanya, seyogianya kita tetap optimis dan yakin dengan janji-janji-Nya, serta tegar dan bersabar dalam menapaki langkah-langkah perjuangan sampai ke tujuan. Karena dengan keyakinan dan kesabaran itulah Allah akan menjadikan orang - orang beriman mampu memimpin umat manusia di dunia ini .

Tidak ada komentar: